Blogroll

“Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.)| “Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” [HR Al Bukhari (177) dan Muslim (436)] | “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804] | Al-Ghazali :“Berteman & Bergaul dengan orang baik akan mewariskan sikap baik. Karena tabiat manusia cenderung selalu meniru dan mengikuti (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)

Minggu, 22 Mei 2011

Kita itu “Sehangat Bersama Keluarga” dengan Uhuwah Islamiyah

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”(Al hujarat :10)

Bismillahirahmanirahim.
Allah penggenggam hati para hambaNya. Makhluk yang rentan terhadap virus-virus setan. Tetapi Allah selau dekat untuk memback-up hambaNya dengan sifat RahmanNya. Mengasihi. Memberikan energy kesejukan dalam setiap hela nafas. Teriknya siang dan dinginnya malam, adalah kenikmatan hidup di tengah-tengah lautan kesyukuran. Syukur dengan lisan kita. Syukur dengan perilaku kita.Syukur dengan hati kita.
Rasulullah, Manusia pembawa kabar gembira dan peringatan bagi umatnya. Manusia yang penuh dengan perangai baik. Sidiq, Amanah, Tabligh, Fatonah. Beliau adalah seseorang yang mampu mencurahkan kasih saying pada umatnya. Beliau rela seharian berjalan menempuh perjalanan yang amat jauh hanya untuk mendengarkan keluh kesah orang yang ia temui di jalan. Sesampainya di rumah beliau beristirahat sejenak dan bertafakur di hadapan Allah SWT. Berdoa untuk para umatnya. Hingga pada akhir hayatnya yang ia katakana adalah “ummaty… ummaty… ummaty…”.
Bagaimana dengan kita?
Saudaraku seiman dan seperjuangan….
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk” (Al Imran:103)
Berbagai karakter dalam kehidupan ini. Semua saling melengkapi. Saling mengkasihi. Kadang apa yang kita rasakan kepada saudara kita adalah adanya su’udzon-su’udzon yang berlebihan. Maka, mari tata hati kita kembali dalam merajut sebuah ukhuwah. Caranya adalah dengan,
1. Ta’aruf (Saling Mengenal) : ini adalah tingkatan yang paling dasar dalam ukhuwah. Adanya interaksi dapat lebih mengenal karakter individu. Perkenalan pertama tentunya kepada penampilan fisik (Jasadiyyan), seperti tubuh, wajah, gaya pakaian, gaya bicara, tingkah laku, pekerjaan, pendidikan, dsb. Selanjutnya interaksi berlanjut ke pengenalan pemikiran (Fikriyyan). Hal ini dilakukan dengan dialog, pandangan thd suatu masalah, kecenderungan berpikir, tokoh idola yang dikagumi/diikuti,dll. Berlanjut mengenal kejiwaan (Nafsiyyan) yang ditekankan kepada upaya memahami kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku saudara kita.
2. Tafahum (Saling Memahami) : proses ini berjalan secara alami. Seperti bagaimana kita memahami kekurangan dan kelebihan saudara kita. Sehingga kita bisa tahu apa yang di sukai dan tidak di sukai, menempatkan posisi seperti apa bila kita bersamanya .
3. Ta’awun (Saling Menolong) : lahir dari proses tafahum tadi. Ta’awun dapat dilakukan dengan hati (saling mendo’akan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati), dan amal ( saling Bantu membantu). Saling membantu dalan kebaikan adalah kebahagiaan tersendiri. Karena manusia adalah makhluk sosial yang butuh berinteraksi dan butuh bantuan org lain.
4. Takaful (Saling Menanggung) : rasa sedih dansenang diselesaikan bersama. Ketika ada saudara yang mempunyai masalah, maka kita ikut menanggung dan menyelesaikan masalahnya tersebut. Contoh mudah nya, ketika teman kita belum mampu membayar SPP bulan ini, maka kita menanggung biaya nya tersebut. Dsb.
5. Itsar (Mendahulukan orang lain daripada diri sendiri) : adalah tingkatan tertinggi dalam ukhuwah. Tingkatan iman nya para sahabat. Banyak hadist yang menunjukkan itsar ini. Seperti ketika dalam suatu perang, salah seorang sahabat sangat kehausan. Kebetulan ia hanya tinggal mempunyai 1 kali jatah air untuk minum. Saat akan meminum nya, terdengar rintihan sahabat lain yang kehausan. Maka air tersebut ia berikan kepada sahabat yg kehausan itu. Saat mau meminumnya terdengar sahabat lain lagi yang merintih kehausan. Kemudian ia berikan air tersebut kepada sahabat itu. Begitu seterusnya sampai air tersebut kembali kepada si pemilik air pertama tadi. Akhirnya semua syahid.
Tidak beriman seseorang diantaramu hingga kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri (HR. Bukhari-Muslim)

Semoga Allah mempersatukan kita di JannahNy..Amien…..

PH_Karisma FIK

0 komentar: