Senandung Ku Untuk Ramadhan
Malam ini hujan
membasahi jendela. Denting suara rintikannya mengalun merdu bagai simfoni indah
menyatu dengan malam Ramadhan penuh berkah. Setiap tetesnya menggoreskan cerita
tentang keikhlasan kata yang tak sempat diucapakan awan kepada hujan yang
menjadikannya tiada. Dan malam ini akan ku goreskan secercah cerita di atas
kertas putih tentang keberkahan di bulan Ramadhan ini.
PKM FIK Minggu,
Juli 2012. Ada sesuatu yang beda disana. Biasanya tak seramai itu. Iya.. satu
lagi agenda yang berhasil ditunaikan oleh Departemen Syiar, KARISMA FIK UNNES
untuk mengisi bulan Ramadhan ini agar menjadi lebih berkah. Agenda ke dua ini
adalah Festival Anak Muslim (FAM). Acara ini berhasil terselenggara berkat
kerjasama dengan HIMA PGPJSD.
Dalam acara FAM ini ada 3 lomba yang diselenggarakan yaitu Lomba
Adzan, Mewarnai dan Pildacil. Semuanya diikuti oleh anak-anak SD/MI/TPQ dari
sekitar SD Sekaran. Setelah sebelumnya kami panitia telah mengedarkan surat
serta pamphlet ke sekolah-sekolah sekitar Sekaran mengenai acara FAM ini.
Pukul 08.00, Matahari baru saja sepenggalan naik ke langit pagi.
Embunpun masih merajut kasih di dedaunan. Tapi di PKM FIK sudah mulai
berdatangan para peserta FAM. Wajah-wajah polos nan lucu dengan berbagai
karakter memenuhi lantai bawah PKM. Semuanya berpadu dalam kegembiraan. Namun
sebelum acara dimulai terlebih dahulu di adakan Pembukaan di lantai dua PKM
FIK. Seluruh peserta beserta bapak atau ibu guru pendamping, berduyun-duyun
menaiki anak-anak tangga menuju lantai dua. Kaki-kaki kecil itu melangkah
dengan penuh semangat, meski agak kepayahan melangkah, tapi berhasil juga
menaiki anak tangga demi anak tangga yang berbaris rapi menjulang ke atas.
Pada acara pembukaan ini terlebih dahulu dibacakan tilawah, kemudian
baru sambutan-sambutan. Semuanya menjadi lengkap tatkala bapak Nasukha dapat
menghadiri dan memberikan sambutan di depan sekaligus membuka acara FAM. Saya
tak dapat mengungkap secara lebih gamblang mengenai acara pembukaan ini karena
saya sebagai sie acara sekaligus PJ Lomba Mewarnai wara-wiri di bawah hhehehe J
Setelah acara pembukaan selesai, para peserta mulai turun dan
dikondisikan ke tempat perlombaan masing-masing. Untuk lomba Pildacil
diselenggarakan di lantai 2 PKM, lomba Mewarnai diselenggarakan di bawah dekat
tangga, sedangkan untuk Lomba Adzan sendiri diselenggarakan di Mushola FIK
tercinta, markas besar KARISMA. Untuk masing-masing PJ ditugaskan untuk
mendampingi peserta sampai kegiatan selesai. Begitu juga saya dan Idel harus
dan wajib mendampingi adik-adik lucu dan imut sampai lomba mewarnai selesai.
Namun sebelum acara dimulai terlebih dahulu di undi untuk mendapatkan nomor
peserta. Setelah itu baru saya berkeliling table
to table untuk mendata sekaligus mecocokkan nama peserta dengan nomor
undian yang telah didapat. Ada perasaan bahagia ketika aku mulai mendekati
mereka. Bertanya nama, asal sekolah. Sesekali kuselingi dengan guyonan-guyonan
kecil. Rasanya senang bisa tertawa bersama mereka.
Di antara semua peserta lomba mewarnai ada satu peserta yang
menjadi ikon dalam lomba mewarnai ini. Tampaknya setiap agenda yang berhubungan
dengan anak kecil selalu saja ada ikon utama, seperti agenda baksos beberapa
waktu lalu Priyantolah yang menjadi ikonnya.Keishia namanya, ku anugerahkan dia
sebagai ikon utama karena gayanya berjilbab hampir sama dengn gaya berjilbab
dengan anak remaja sekarang. Saya pun kalah, hhh J
Akhirnya kami para panitia yang sedang duduk-duduk di tangga sering
memanggilnya sebagai hijabers.
Karena acara Pembukaan tadi agak sedikit molor serta pengondisian
peserta yang agak lama. Acara lomba mewarnai pun agak mundur. Alhasil lomba
mewarnai baru bisa di mulai pada pukul 09.45. Waktu untuk perlombaan ini adalah
1,5 jam. Jadi, nanti acara selesai pukul 11.45. Para peserta mulai
mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk mewarnai, seperti pensil
warna, crayon, dan lain-lain. Sambil membagi gambar Kaligrafi yang akan diwarnai,
saya melanjutkan untuk mendata nama-nama peserta yang belum sempat terdata
sebelumnya. Tak lama setelah itu saya segera pergi, ku biarkan mereka berkutat
dengan apa yang ada di hadapan mereka, berimajinasi setinggi-tingginya, berkreasi
seindah-indahnya.
Sembari kegiatan berlangsung, para juri yang sudah datang
sebelumnya mulai berembung mengenai bagaiman teknis penilaiannya nanti. Setiap
perlombaan akan ada 2 juri yang siap untuk menilai penampilan para peserta. Untuk
acara lomba mewarnai sendiri jurinya adalah Akh Dony Kusuma Ari Wibawa serta
Ukhti Jazimah dari jurusan PG PAUD. Ketika para juri berembug mengenai teknis
penilaiannya, terdapat wajah-wajah kebingungan di muka para juri. Pasalnya ada
3 peserta lomba mewarnai yang sudah kelas 6 SD. Padahal persyaratannya kemarin,
peserta lomba mewarnai adalah kelas 1 sampai kelas 3. Sebelumnya beberapa,
pendampingpun ada yang protes, mengapa anak kelas 6 SD yang boleh ikut serta
sebagai peserta. Mereka khawatir jika, peserta yang masih kelas 1-3 kalah
pengalaman di bandingkan dengan peserta kelas 6 yang sudah banyak pengalaman
dan dimungkinkan lebih mengetahui bagaiman teknis pewarnaan gambar yang baik.
Namun, beberapa dari kami sudah berusaha memberikan penjelasan kepada para
bapak dan ibu pendamping peserta tadi berkaitan dengan hal ini. Dan akhirnya
para juri memutuskan untuk tetap penilaian dilakukan secara keseluruhan namun,
natinya 3 anak tadi hasilnya disendirikan dipilih salah satu yang paling bagus.
Toh nyatanya kemungkinan tidak mesti gambar mereka lebih bagus dibandingkan
dengan anak-anak kelas 1-3. Bisa saja nanti yang memenangkan perlombaan ini
adalah satu diantara adik-adik kecil lucu nan lugu itu.
Selama kegiatan berlangsung, saya sebagai pengamat duduk di atas
anak tangga paling bawah sambil memantau perlombaan. Ku amati air muka mereka
satu persatu, dari yang barisan paling depan sampai baris paling belakang.
Roman-romannya mereka sedang serius memoles gambar Kaligrafi dengan
pensil-pensil warna atau crayon yang telah mereka bawa. Tangan-tangan kecil
mereka menari-nari di atas kertas. Menutup fragmen putih bersih dengan berbagai
warna indah menurut kreasinya sendiri. Berayun dari pensil warna yang satu ke
pensil warna yang lain. Semuanya terlihat telaten menurut usia mereka.
Tiga puluh menit telah berlalu, para juri mulai berkeliling
melihat-lihat hasil polesan para peserta. Sesekali diselingi guyonan dengan
pertanyaan yang nyeleneh . Alhasil
adik-adik pun tertawa lepas sambil tetap melanjutkan mewarnai gambar mereka.
Ini adalah sebuah petikan guyonan yang berhasil saya abadikan dalam memori
ingatan saya. Tepatnya guyonan ini diceletukan
oleh Akh, Dony
“Kamu kelas berapa?” tanya
Akh. Dony kepada salah seorang peserta anak perempuan berpipi tembem layaknya bakpao.
“Kelas 1 “ jawab si kecil
berpipi tembem.
“Apa kamu kelas 1 SMA ???,
Wah hebat”
“Nggak, aku kelas 1 SD” jawab si pipi tembem menimpali ucapan
Akh. Dony. Sontak pipi tembem tertawa. Mungkin menurut kita yang sudah dewasa
guyonan itu garing banget. Tapi bagi
mereka itu sesuatu yang lucu. Pasalnya kan si pipi tembem masih kelas 1 SD, eh
malah dianggap kelas 1 SMA, mungkin seperti itu jalan pemikiran mereka. Heheheh
J
Selama perlombaan berlangsung ada beberapa peserta yang menarik
perhatian saya. Yang pertama, adalah dua anak laki-laki yang duduk di paling
depan. Tampaknya mereka berkolaborasi menuangkan ide mereka dalam mewarnai/
lebih tepatnya saling melihat hasil pekerjaan satu sama lain. Terbukti hasil
mewarnai mereka hampir sama perpaduan warnanya. Ketika mereka sedang saling
lihat, tanpa sengaja mereka melihat saya yang sedang senyum-senyum melihat
tingkah lucu mereka. Alhasil mereka menghentikan konspirasi mereka dan menunduk
malu sambil tertawa dan terus melanjutkan mewarnai gambar mereka. Namun tetap
saja, beberapa saat kemudian mereka tetap melancarakan aksinya dan saya hanya
berpura-pura tak melihatnya. Hihihi lucu J
Dan yang ke dua adalah sesosok anak kecil berbaju putih, matanya
agak sipit yang duduk di pojok Tenggara dekat dengan meja resepsionis. Ku amati
teknik mewarnainya, sungguh berbeda dengan anak-anak seusianya termasuk 3 anak
kelas 6 tadi. Cara memadukan warnanya pun sungguh bagus. Tangan lentiknya lihai
menari-nari di atas kertas. Ku prediksikan dia yang akan menjadi juara satu
nanti.
Detik demi detik, menit demi menit telah berlalu, para juri mulai
sibuk berkeliling dari satu meja ke meja yang lain untuk mulai melakukan
penilaian. Akhirnya waktu pun habis. Para peserta sudah mulai berdiri dan
berfoto terlebih dahulu dengan hasil karyanya sebelum diserahkan kepada saya.
Namun, kala itu ada satu orang peserta lagi yang belum selesai. Saya coba
tenangkan dia agar tidak gugup. Saya duduk di sampingnya bersama Akh. Dony di
sisi yang lain menungguinya sampai selesai. Proses pengerjaan di akhiri dengan
penyapuan hasil pekerjaan dengan sejenis benda mirip sapu yang bentuknya hampir
mirip dengan alat yang digunakan oleh para perempuan untuk mem-blash on pipi mereka dengan bubuk merah muda (mungkin sih,
karena jujur saya juga tidak begitu paham dengan hal-hal seperti itu heheheh J).
Seperti para peserta yang lain, sebelum pekerjaannya diserahkan kepada saya,
terlebih dahulu dia berfoto dengan hasil pekerjaannya. Meskipun dengan senyum
yang agak dipaksakan, mungkin karena adiknya takut. Tapi, tak apalah akhirnya
hampir tuntas tugas saya. Setelah semuanya terkumpul, saya serahkan semua hasil
pekerjaan dari para peserta ke pada juri agar, mereka bisa lebih leluasa dalam
menilai.
Sambil menunggu hasil pengumuman, para peserta dikondisikan untuk
segera naik ke lantai dua PKM untuk mengikuti acara selanjutnya, yaitu
pembagian doorprise. Ketika sampai di
sama ternyata Lomba Pildacilnya masih belum selesai. Jadi, saya bersama para
peserta lomba iAdzan dan Mewarnai menikmati terlebih dahulu aksi para peserta
dalam menyampaikan dakwahnya. Dengan berbagai gaya khas mereka masing-masing
membuat saya tertawa geli. Ada juga yang meniru gaya Ustad Maulana. Mereka
terlihat percaya diri dan santai tanpa rasa grogi membawakan tema dakwah yang
mereka pilih. Mungkin kalau saya yang disuruh berdiri di depan, belum tentu
bisa dan mungkin tidak bisa sebagus, sepercaya diri mereka dan senarsis mereka
hehehe J.
Peserta yang tampil tadi, ternyata peserta terakhir. Acara
dilanjutkan dengan pembagian doorprise. Acara sepenuhnya dihandel oleh MC. Saya
salut sama MCnya tak sedetikpun acara mereka biarkan krik-krik.
Setelah doorprise habis, hasil penilaianpun sudah siap dibacakan.
Satu persatu juara mulai maju ke depan untuk menerima hadiah berupa trofi dan
piagam penghargaan. Semuanya terlihat gembira baik yang tidak mendapatkan juara
maupun yang menjadi juara, larut dalam sebuah kegembiraan. Betapa indahnya
kebersamaan J. Ketika saya rasa sinyal-sinyal acara akan segera selesai, yakni
diberikannya bingkisan kepada para juri yang telah bersedia meluangkan waktu
mereka untuk menjadi juri di acara FAM ini, saya segera turun ke bawah menuju
meja resepsionis untuk membagikan piagam penghargaan kepada peserta yang belum
mendapatkan juara. Beberapa saat setelah saya turun para peserta beserta para
guru pendamping dan orang tuanya berduyun-duyun menuruni anak tangga. Piagam
penghargaan saya bagikan secara kolektif tiap sekolahan agar lebih mudah.
PKM pun mulai sepi, karena para peserta sudah mulai meninggalkan
tempat acara. Sayup-sayup suara adzan Dzuhur memanggil kami para muslim agar
segera menunaikan kewajiban untuk Shalat Dzuhur. Sebagian dari panitia ada yang
shalat terlebih dahulu dan sebagian yang lain naik ke lantai dua untuk
melakukan evaluasi kegiatan. Setelah selesai shalat kamipun segera menuju
lantai dua PKM untuk mengikuti evaluasi. Ternyata setelah kami sampai di sana
evaluasinya hampir selesai. Acara kemudian dilanjutkan dengan Karisma Award
yang diselenggarakan ole PH. Ada 5 kategori yang diakan diapresiasi , yaitu
Pengurus Ikhwan terbaik angkatan 2011 , Pengurus Akhwat terbaik tahun 2011,
Pengurus Ikhwan terbaik tahun 2012, Pengurus Akhwat terbaik tahun 2012, serta
Departemen terbaik selama setengah kepengurusan ini.
Para pemenangnya pun mulai dibacakan. Untuk kategori pengurus
Ikwan terbaik tahun 2011 dan 2012 dibacakan oleh Akh. Sustiyo Wandi yang juga
merupakan Alumni Karisma. Sedangkan, untuk Pengurus Akhwat terbaik tahun 2011
dan 2012 dibacakan oleh Ukhti Evi. Serta Departemen Terbaik dibacakan oleh PH.
Pengurus Ikhwan terbaik tahun 2011 jatuh kepada Akh. Sholehudin
dari Departemen PP, sedangkan Pengurus Ikhwan terbaik tahun 2012 jatuh kepada
Teguh Budi Sulistya dari Departemen Humas. Kemudian untuk Pengurus Akhwat
terbaik tahun 2011 jatuh kepada Ukhti Nur Arifatun Nuzzilah atau yang sering
kita panggil Ukhti Nuzzi dari Departemen Humas, sedangkan untuk Pengurus Akhwat
terbaik tahun 2012 jatuh pada saya sendiri dari Departemen PP. Heheh J Sumpah
nggak nyangka..
Sementara ini skor imbang 2-2 antara Departemen Humas dan PP. Dan
saat-saat saling mendebarkan, siapakah yang akan mendapatkan piala bergilir
untuk Kategori Departemen Terbaik. Dan akhirnya kategori Departemen Terbaik diperoleh oleh Departemen
Humas. Huhuhu J Ya sudahlah. Mungkin belum rezekinya,, PP jangan berkecil hati
ya tetep semangat heheh J
Akhirnya Alhamdulillah serangkaian acara dari pagi sampai siang
ini berjalan lancar. Acara evaluasi ditutup dengan bacaan hamdalah
bersama-sama. Alhamdulillahirobbil’alamin J. Namun sebelum pulang semua
panitia membersihkan PKM terlebih dahulu sambil mengemasi peralatan yang sudah
tidak digunakan lagi. Setelah semuanya beres, kami mulai melangkahkan kaki ke
kos masing-masing untuk sekedar melepas penat.
Sekian, ku akhiri senandungku untuk bulan Ramadhan kali ini.
Tetaplah jadi insan yang bermanfaat bagi sesama. Karena sebaik-baiknya manusia
adalah yang dapat bermanfaat bagi sesamanya. Dan semoga di bulan Ramadhan ini
kita semua mampu meraih Ridhonya. Amin. J
SEKIAN
0 komentar:
Posting Komentar