SENJA
BERCERITA DI TANJUNG MAS
Hari ke 6 Ramadhan tahun ini terasa sangat berbeda, terutama bagi kami anggota KARISMA FIK sendiri. Pasalnya
moment-moment seperti ini jarang sekali terjadi, tatkala sebagian besar anggota
KARISMA bisa berkumpul bersama dalam satu acara yang sama pula. Padahal
biasanya kami hanya berkumpul bersama dalam acara RAKER KARISMA.
Senin, 15
Juli 2013. Cerita indah penuh makna telah kami ukir bersama.Indahnya sebuah
kebersamaan dan berbagi bersama anak yatim bisa kami dapatkan sekaligus dalam
acara BAKSOS. Agenda BAKSOS ini diselenggarakan oleh salah satu departemen di
KARISMA yaitu Departemen Syiar dan didukung oleh PKPU , LAZIZ, dan TOHA PUTRA.
Acara BAKSOS ini kami selenggarakan di daerah Kompeks Asrama PJKA Sidodadi
Kelurahan Tanjung Mas.
Cerita ini
pun kami mulai dari Mushola FIK, kami berkumpul dahulu di Musholla FIK pada
pukul 11.30 untuk mempersiapkan keberangkatan sekaligus Shalat Dhuhur
berjamaah.Setelah selesai shalat sekitar pukul 12.30 kamipun mulai bertolak ke
Tanjung Mas.Dari sinipun indahnya kebersamaan dan kehangatan bersama keluarga
KARISMA sudah mulai terasa. Kami semua berangkat bersama-sama dengan tujuan
yang sama , sama-sama ingin berbagi bersama adik-adik yatim piatu di daerah
Tanjung Mas. Meskipun kami menggunakan kendaraan yang berbeda, karena sebagian
besar akhwatnya menggunakan mobil BKOM sedangkan yang ikhwan menggunakan sepeda
motor. Tapi itu semua sama sekali tak mengurangi rasa kebersamaan kami. Toh
nyatanya kami tetap bisa berangkat bersama-sama meskipun di dalam kendaraan
yang berbeda.
Teriknya
sinar matahari di siang ini mengiringi perjalanan kami ke Tanjung Mas.Lalu
lalang kendaraan serta semilir angin di tengah hari yang cukup panas, semakin menambah
semangat kami untuk cepat bisa sampai ke tempat tujuan. Dan akhirnya setelah
sekitar setengah jam lamanya kamipun sampai mulut gang yang cukup lebar di
Kelurahan Tanjung Mas. Kami semua turun dari mobil dan menurunkan barang-barang
yang akan kami sumbangkan untuk adik-adik nanti. Untuk sampai ke Balai Desa
yang merupakan tempat penyelenggaraan BAKSOS ini , kami dipandu seorang ibu
paruh baya yang rumahnya memang berada disekitar mulut gang. Dengan
tergopoh-gopoh beliau bersedia memandu kami ke Balai Desa, menyusuri
jalan-jalan kecil yang agak becek akibat banjir Rob yang sering terjadi di
kelurahan Tanjung Mas.Karena kompleks kelurahan Tanjung Mas ini berdekatan
dengan laut, jadi tak heran jika sering terjadi banjir Rob di daerah ini. Sepanjang
perjalanan melihat kedaan lingkungan tempat tinggal warga, tampaknya kami yang
sebagian besar calon Sarjana Kesehatan Masyarakat mempunyai alur pemikiran yang
sama. Satu hal yang terbersit dalam benak kami, bahwa kesehatan lingkungan di
Tanjung Mas ini masih kurang. Terbukti dengan buruknya saluran irigasi air yang pada akhirnya
mengerucutkan pemikiran kami bahwa sanitasi lingkungannya masih kurang. Saat
itulah jiwa-jiwa kesehatan masyarakat kami mulai muncul, terbukti dengan
terdengar salah seorang dari kami menyeletuk
berkeinginan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan di Tanjung Mas
ini.
Sekitar satu
menit kamipun sampai di Balai Desa. Kami segera masuk dan mempersiapkan segala
perlengkapan yang akan kami gunakan nanti untuk menyambut adik-adik. Namun sebelum
acara baksos dimulai, sebenarnya ada satu agenda lain yang akan kami
selenggarakan terlebih dahulu, yaitu acara Temu Alumni yang juga merupakan
kegiatan yang diagendakan oleh Departemen Syiar KARISMA. Acara temu alumni ini
rencananya akan diisi dengan sharing-sharing
bersama para alumni karisma dengan pengurus karisma tahun ini, namun sayangnya
hanya 2 orang saja yang bisa hadir yaitu Ukhti Evi dan Akhi Dedy Saputra,
mantan ketua KARISMA tahun 2011. Tak apa , karena nyatanya acara temu alumnipun
berjalan dengan lancar meskipun ala kadarnya.
Sayup-sayup
suara adzanpun mulai berkumandang, memanggil-manggil kami agar segera
menjalankan salah satu kewajiban kami sebagai seorang muslim. Sejenak kami
terdiam menunggu sampai suara adzan
selesai. Hingga akhirnya kami melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Musholla
terdekat.
Setelah
selesai shalat sekitar pukul 15.25 , acarapun kami lanjutkan, seketika itu para
adik-adik yatim piatu pun sudah mulai berdatangan . Wajah-wajah polos nan lugu
itu mampu mengoyak nurani kami hingga bergetar hati ini. Adik-adik yang datang
ternyata dari berbagai kelompok umur, ada yang PAUD, SD, SMP hingga SMA pun
ada. Semuanya menyemburatkan wajah- wajah bahagia seolah-olah mereka sama
sekali tidak mempedulikan dan terbebani dengan status mereka saat ini. Kamipun
menyambutnya dengan bahagia pula, ternyata niat baik kami mendapat antusiasme
yang cukup tinggi dari adik-adik ini.Berbagai perwakilan pihak yang mendukung
acara inipun sudah mulai berdatangan, dari LAZIZ, PKPU dan TOHA PUTRA, semuanya
hadir untuk berbagi bersama kami.
Acarapun kami
mulai, seperti biasa acara kami awali dengan tilawah, kemudian
sambutan-sambutan, sekapur sirih yang pertama disampaikan oleh Akh Rizky selaku
ketua KARISMA kemudian yang kedua adalah sambutan dari Ibu Widodo selaku
perwakilan dari pihak adik-adik yatim piatu ini serta dari pihak PKPU.
Tampaknya ibu Widodo ini merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab
terhadap para anak-anak yatim piatu di kelurahan Tanjung Mas.
Setelah
sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian sumbangan secara simbolis
oleh pihak KARISMA yang diwakili oleh Akh Rizky dan Akh Amir selaku Ketua
Departemen Syiar dan dari pihak LAZIZ diwakili oleh Akh David serta dari pihak
PKPU dan TOHA diwakili oleh Pak Priyanto kepada 5 anak-anak yatim piatu. Dari
ke 5 anak – anak yang mewakili, tampaknya Priyantolah yang menjadi ikon utama,
karena namanya sama dengan perwakilan dari pihak PKPU dan TOHA PUTRA yaitu
bapak Priyanto. Jhehehehe dan
setelah itupun nama Priyanto jadi sering disebut. Melaju ke acara yang
selanjutnya yaitu Games , yang
dipandu oleh Ukhti Dwi dan Ukhti Uci selaku Sie Acara . Awalnya sih adik-adik
masih pada malu-malu, tapi lama-kelamaan Ukhti Dwi dan Ukhti Ucipun berhasil
mengambil hati mereka. Games nya kali
ini adalah estafet sedotan untuk mengumpulkan karet gelang sebanyak-banyaknya.
Karena jumlah adik-adik semuanya ada 30 anak, jadi mereka dibagi menjadi 3
kelompok , 2 kelompok akhwat dan 1 kelompok ikhwan. Permainan ini juga
dimeriahkan oleh kakak-kakak KARISMA yang dengan senang hati ikut andil menjadi
peserta dalam permainan ini.Ditengah keramaian itu ada satu pemandangan yang
mampu membuat hati ini terenyuh , hingga akhirnya bulir-bulir air dari sudut
mata jatuh begitu saja, yaitu ketika seorang anak laki-laki yang berusia
sekitar 8 tahun menggendong adiknya yang masih berusia 2 tahun, padahal
posisinya saat itu akan ikut permainan estafet sedotan. Dengan susah payah
tubuh mungil itupun berusaha membawa tubuh mungil lainnyadalam dekapannya. Membawanya
kesana kemari, tanpa wajah kesal apalagi marah, semuanya terlihat ikhlas dan
penuh kasih sayang.Betapa istimewanya mereka, tak heran jika Allah dan
Rosulullah menempatkan mereka pada keadaaan yang istimewa pula.
Permainanpun
dimulai , semuanya tampak ceria berusaha meletakkan karet gelang di sedotan
yang di taruh dimulut mengopernya ke teman dibelakangnya sambil tangannya
bersikap “ngapurancang” dibelakang
tubuh terus hingga ke teman yang paling belakang yang bertugas mengumpulkan
karet gelang yang berhasil sampai ke belakang dengan sukses. 15 menit berlalu
permainanpun telah selesai, tibalah saatnya pada sesi penghitungan hasil dan pengumuman
pemenang lomba serta pembagian Door Prise.Dan
akhirnya didapatkan satu juara yaitu dari kelompok adik Dwi, heheh pantesan
menang namanya mirip sih sama Ukti Dwi heheh J.
Meskipun sebenarnya ini tidak murni, melainkan ada konspirasi tersembunyi dibelakang
yang telah dilakukan oleh Akh Eko dan Akh Alim dengan memindahkan karet gelang
yang terkumpul di belakang kelompok akhwat dari KARISMA untuk disebar luasakan
ke kelompok adik-adik. Huh dasar…. Tapi
tak apa semuanya terlihat bahagia.
Pada pukul
16.45, acara selanjutnya yaitu Taujih dari pihak LAZIZ. Bahasa yang digunakan
oleh Pak Ustad cukup lugas dan mudah dimengerti apalagi disela-sela pemberian
taujih ini diselingi dengan acara pijit-pijitan serta guyonan-guyonan yang pada
akhirnya semakin menghangatkan suasana
yang telah tercipta. Rona-rona kebahagiaan memancar dari wajah-wajah polos
mereka, dengan berbagai macam ekspresi lucu.Indah bukan??? Tak sedikitpun kami
lewatkan moment-moment indah yang telah tercipta, setiap mozaiknya telah kami
abadikan lewat fragmen- fragmen kamera digital yang kami bawa. Hingga siap kami
rangkai menjadi sebuah cerita dalam kanvas kosong hidup kami.
Saking larutnya
kami dalam kebahagiaan ini, tak terasa adzan maghribpun berkumandang.Itu
artinya tibalah saatnya bagi kami untuk berbuka puasa bersama.Takjilpun segera
dibagi, ada es buah serta makanan ringan yang kami bawa.Riuh rendah suara kami
bukan terdengar sebagai kebisingan tiada arti, tapi malah terdengar seperti
harmoni indah yang menyenangkan hati.Setelah makan takjil kamipun berencana
untuk shalat Maghrib berjamaah dulu sebelum makan besar, namun karena adik-adik
yang akhwat tidak membawa perlengkapan shalat jadi mau tidak mau makanan buka
puasanya dibagi terlebih dahulu.Namun, adik-adik yang ikhwan tetap melaksanakan
shalat berjamaah dengan kakak-kakak yang ikhwan pula serta sebagian panitia
yang akhwat juga ikut shalat berjamaah terlebih dahulu dan yang sebagian lagi
tetap di tempat untuk menemani adik-adik yang akhwat berbuka puasa terlebih
dahulu.
Tak terasa
sudah pukul 18.30, setelah sebagian yang lain dari para akhwat kembali ke Balai
Desa dari shalat berjamaah, tibalah kami di penghujung acara. Rasanya begitu
singkat. Tapi apa daya, waktu tak bisa berhenti berjalan. Adik-adik berbaris
rapi dan kamipun berbaris rapi di depan untuk bersalaman bersama kami sambil
mencium tangan kami. Rasanya campur aduk tak bisa terurai dan rasanya susah
menemukan benang merahnya, apa yang sebenarnya dan seharusnya kami rasakan.
Semuanya hanya bisa kami manifestasikan dengan senyum dan hati mengharu biru.
Setelah acara
salam-salamannya selesai, kamipun segera mengemasi perlengkapan kami kembali
seperti tikar dan membersihkan Balai Desa tadi sebelum akhirnya kami berpamitan
kepada Ibu Widodo untuk kembali pulang . Perjalanan pulangpun seperti tadi kami
lakukan dengan menyusuri jalan-jalan kecil dan berpamitan dengan warga sekitar
yang sedang duduk-duduk di depan rumah mereka. Sebelum melangkahkan kaki lebih
jauh ku pandangi lagi Balai Desa itu untuk kesekian kalinya, berharap dilain
waktu saat Allah masih bersedia memanjangkan umur kami.Kami dapat kembali lagi
ke sini untuk melukis cerita kembali.
Masih
terngiang di telingaku saat adik-adik mengucapkan” terima kasih ya kak “sambil mencium tangan kami. Sebenarnya
kamilah yang seharusnya mengucapkan terima kasih kepada kalian atas segala
pelajaran hidup tentang arti sebuah kebersamaan dan semangat menggapai impian
di tengah kerasnya kehidupan.Terima kasih teramat sangat untuk kalian yang
telah berhasil menyibakkan awan putih yang menutupi kanvas langit hidup kami
hingga pada akhirnya muncullah tawa kalian sebagai pelangi yang menukik indah
meretas tanpa batas jiwa-jiwa semangat kami untuk tetap semangat pula dalam
menggapai cita.
And the last,
Senja sore ini bercerita, menoreh kisah dipenghujung waktu hingga gelap datang
menenggelamkan mentari dan yang telihat hanyalah rona lazuardi semu memerah di
ufuk Barat .Teruntuk adik-adikku yang terkasih meskipun banyak yang bilang
kalian adalah pasir putih tak berharga, tapi ingatlah bukankah mutiara tercipta
dari sebutir pasir tak berharga yang akhirnya tertempa di dalam tubuh tiram
menjadi mutiara indah yang sangat berharga atas kuasaNya.
Semoga di
lain kesempatan Allah masih ,memberikan kesempatan kepada kami untuk bisa
berbagi dengan adik-adik yatim piatu seperti kalian. Amin J.
SELESAI
0 komentar:
Posting Komentar