Blogroll

“Jauhilah neraka walupun hanya dengan (sedekah) sebiji kurma, kalau kamu tidak menemukan sesuatu, maka dengan omongan yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim.)| “Sungguh luruskanlah shaf kalian, atau (jika tidak) Allah akan benar-benar menimbulkan perselisihan di antara wajah-wajah kalian.” [HR Al Bukhari (177) dan Muslim (436)] | “Bacalah oleh kalian Al-Qur`an. Karena ia (Al-Qur`an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafa’at bagi orang-orang yang rajin membacanya.” [HR. Muslim 804] | Al-Ghazali :“Berteman & Bergaul dengan orang baik akan mewariskan sikap baik. Karena tabiat manusia cenderung selalu meniru dan mengikuti (Tuhfatul Ahwadzi, 7/42)

Selasa, 16 Juli 2013


SENJA BERCERITA DI TANJUNG MAS
                Hari ke 6 Ramadhan tahun ini terasa  sangat berbeda, terutama bagi kami  anggota KARISMA FIK sendiri. Pasalnya moment-moment seperti ini jarang sekali terjadi, tatkala sebagian besar anggota KARISMA bisa berkumpul bersama dalam satu acara yang sama pula. Padahal biasanya kami hanya berkumpul bersama dalam acara RAKER KARISMA.
Senin, 15 Juli 2013. Cerita indah penuh makna telah kami ukir bersama.Indahnya sebuah kebersamaan dan berbagi bersama anak yatim bisa kami dapatkan sekaligus dalam acara BAKSOS. Agenda BAKSOS ini diselenggarakan oleh salah satu departemen di KARISMA yaitu Departemen Syiar dan didukung oleh PKPU , LAZIZ, dan TOHA PUTRA. Acara BAKSOS ini kami selenggarakan di daerah Kompeks Asrama PJKA Sidodadi Kelurahan Tanjung Mas.
Cerita ini pun kami mulai dari Mushola FIK, kami berkumpul dahulu di Musholla FIK pada pukul 11.30 untuk mempersiapkan keberangkatan sekaligus Shalat Dhuhur berjamaah.Setelah selesai shalat sekitar pukul 12.30 kamipun mulai bertolak ke Tanjung Mas.Dari sinipun indahnya kebersamaan dan kehangatan bersama keluarga KARISMA sudah mulai terasa. Kami semua berangkat bersama-sama dengan tujuan yang sama , sama-sama ingin berbagi bersama adik-adik yatim piatu di daerah Tanjung Mas. Meskipun kami menggunakan kendaraan yang berbeda, karena sebagian besar akhwatnya menggunakan mobil BKOM sedangkan yang ikhwan menggunakan sepeda motor. Tapi itu semua sama sekali tak mengurangi rasa kebersamaan kami. Toh nyatanya kami tetap bisa berangkat bersama-sama meskipun di dalam kendaraan yang berbeda.
Teriknya sinar matahari di siang ini mengiringi perjalanan kami ke Tanjung Mas.Lalu lalang kendaraan serta semilir angin di tengah hari yang cukup panas, semakin menambah semangat kami untuk cepat bisa sampai ke tempat tujuan. Dan akhirnya setelah sekitar setengah jam lamanya kamipun sampai mulut gang yang cukup lebar di Kelurahan Tanjung Mas. Kami semua turun dari mobil dan menurunkan barang-barang yang akan kami sumbangkan untuk adik-adik nanti. Untuk sampai ke Balai Desa yang merupakan tempat penyelenggaraan BAKSOS ini , kami dipandu seorang ibu paruh baya yang rumahnya memang berada disekitar mulut gang. Dengan tergopoh-gopoh beliau bersedia memandu kami ke Balai Desa, menyusuri jalan-jalan kecil yang agak becek akibat banjir Rob yang sering terjadi di kelurahan Tanjung Mas.Karena kompleks kelurahan Tanjung Mas ini berdekatan dengan laut, jadi tak heran jika sering terjadi banjir Rob di daerah ini. Sepanjang perjalanan melihat kedaan lingkungan tempat tinggal warga, tampaknya kami yang sebagian besar calon Sarjana Kesehatan Masyarakat mempunyai alur pemikiran yang sama. Satu hal yang terbersit dalam benak kami, bahwa kesehatan lingkungan di Tanjung Mas ini masih kurang. Terbukti dengan buruknya  saluran irigasi air yang pada akhirnya mengerucutkan pemikiran kami bahwa sanitasi lingkungannya masih kurang. Saat itulah jiwa-jiwa kesehatan masyarakat kami mulai muncul, terbukti dengan terdengar salah seorang dari kami menyeletuk berkeinginan mengadakan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan di Tanjung Mas ini.
Sekitar satu menit kamipun sampai di Balai Desa. Kami segera masuk dan mempersiapkan segala perlengkapan yang akan kami gunakan nanti untuk menyambut adik-adik. Namun sebelum acara baksos dimulai, sebenarnya ada satu agenda lain yang akan kami selenggarakan terlebih dahulu, yaitu acara Temu Alumni yang juga merupakan kegiatan yang diagendakan oleh Departemen Syiar KARISMA. Acara temu alumni ini rencananya akan diisi dengan sharing-sharing bersama para alumni karisma dengan pengurus karisma tahun ini, namun sayangnya hanya 2 orang saja yang bisa hadir yaitu Ukhti Evi dan Akhi Dedy Saputra, mantan ketua KARISMA tahun 2011. Tak apa , karena nyatanya acara temu alumnipun berjalan dengan lancar meskipun ala kadarnya.
Sayup-sayup suara adzanpun mulai berkumandang, memanggil-manggil kami agar segera menjalankan salah satu kewajiban kami sebagai seorang muslim. Sejenak kami terdiam menunggu  sampai suara adzan selesai. Hingga akhirnya kami melaksanakan shalat Ashar berjamaah di Musholla terdekat.
Setelah selesai shalat sekitar pukul 15.25 , acarapun kami lanjutkan, seketika itu para adik-adik yatim piatu pun sudah mulai berdatangan . Wajah-wajah polos nan lugu itu mampu mengoyak nurani kami hingga bergetar hati ini. Adik-adik yang datang ternyata dari berbagai kelompok umur, ada yang PAUD, SD, SMP hingga SMA pun ada. Semuanya menyemburatkan wajah- wajah bahagia seolah-olah mereka sama sekali tidak mempedulikan dan terbebani dengan status mereka saat ini. Kamipun menyambutnya dengan bahagia pula, ternyata niat baik kami mendapat antusiasme yang cukup tinggi dari adik-adik ini.Berbagai perwakilan pihak yang mendukung acara inipun sudah mulai berdatangan, dari LAZIZ, PKPU dan TOHA PUTRA, semuanya hadir untuk berbagi bersama kami.
Acarapun kami mulai, seperti biasa acara kami awali dengan tilawah, kemudian sambutan-sambutan, sekapur sirih yang pertama disampaikan oleh Akh Rizky selaku ketua KARISMA kemudian yang kedua adalah sambutan dari Ibu Widodo selaku perwakilan dari pihak adik-adik yatim piatu ini serta dari pihak PKPU. Tampaknya ibu Widodo ini merupakan salah satu orang yang bertanggung jawab terhadap para anak-anak yatim piatu di kelurahan Tanjung Mas.
Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian sumbangan secara simbolis oleh pihak KARISMA yang diwakili oleh Akh Rizky dan Akh Amir selaku Ketua Departemen Syiar dan dari pihak LAZIZ diwakili oleh Akh David serta dari pihak PKPU dan TOHA diwakili oleh Pak Priyanto kepada 5 anak-anak yatim piatu. Dari ke 5 anak – anak yang mewakili, tampaknya Priyantolah yang menjadi ikon utama, karena namanya sama dengan perwakilan dari pihak PKPU dan TOHA PUTRA yaitu bapak Priyanto. Jhehehehe dan setelah itupun nama Priyanto jadi sering disebut. Melaju ke acara yang selanjutnya yaitu Games , yang dipandu oleh Ukhti Dwi dan Ukhti Uci selaku Sie Acara . Awalnya sih adik-adik masih pada malu-malu, tapi lama-kelamaan Ukhti Dwi dan Ukhti Ucipun berhasil mengambil hati mereka. Games nya kali ini adalah estafet sedotan untuk mengumpulkan karet gelang sebanyak-banyaknya. Karena jumlah adik-adik semuanya ada 30 anak, jadi mereka dibagi menjadi 3 kelompok , 2 kelompok akhwat dan 1 kelompok ikhwan. Permainan ini juga dimeriahkan oleh kakak-kakak KARISMA yang dengan senang hati ikut andil menjadi peserta dalam permainan ini.Ditengah keramaian itu ada satu pemandangan yang mampu membuat hati ini terenyuh , hingga akhirnya bulir-bulir air dari sudut mata jatuh begitu saja, yaitu ketika seorang anak laki-laki yang berusia sekitar 8 tahun menggendong adiknya yang masih berusia 2 tahun, padahal posisinya saat itu akan ikut permainan estafet sedotan. Dengan susah payah tubuh mungil itupun berusaha membawa tubuh mungil lainnyadalam dekapannya. Membawanya kesana kemari, tanpa wajah kesal apalagi marah, semuanya terlihat ikhlas dan penuh kasih sayang.Betapa istimewanya mereka, tak heran jika Allah dan Rosulullah menempatkan mereka pada keadaaan yang istimewa pula.
Permainanpun dimulai , semuanya tampak ceria berusaha meletakkan karet gelang di sedotan yang di taruh dimulut mengopernya ke teman dibelakangnya sambil tangannya bersikap “ngapurancang” dibelakang tubuh terus hingga ke teman yang paling belakang yang bertugas mengumpulkan karet gelang yang berhasil sampai ke belakang dengan sukses. 15 menit berlalu permainanpun telah selesai, tibalah saatnya pada sesi penghitungan hasil dan pengumuman pemenang lomba serta pembagian Door Prise.Dan akhirnya didapatkan satu juara yaitu dari kelompok adik Dwi, heheh pantesan menang namanya mirip sih sama Ukti Dwi heheh J. Meskipun sebenarnya ini tidak murni, melainkan ada konspirasi tersembunyi dibelakang yang telah dilakukan oleh Akh Eko dan Akh Alim dengan memindahkan karet gelang yang terkumpul di belakang kelompok akhwat dari KARISMA untuk disebar luasakan ke kelompok adik-adik. Huh dasar….  Tapi tak apa semuanya terlihat bahagia.
Pada pukul 16.45, acara selanjutnya yaitu Taujih dari pihak LAZIZ. Bahasa yang digunakan oleh Pak Ustad cukup lugas dan mudah dimengerti apalagi disela-sela pemberian taujih ini diselingi dengan acara pijit-pijitan serta guyonan-guyonan yang pada akhirnya  semakin menghangatkan suasana yang telah tercipta. Rona-rona kebahagiaan memancar dari wajah-wajah polos mereka, dengan berbagai macam ekspresi lucu.Indah bukan??? Tak sedikitpun kami lewatkan moment-moment indah yang telah tercipta, setiap mozaiknya telah kami abadikan lewat fragmen- fragmen kamera digital yang kami bawa. Hingga siap kami rangkai menjadi sebuah cerita dalam kanvas kosong hidup kami.
Saking larutnya kami dalam kebahagiaan ini, tak terasa adzan maghribpun berkumandang.Itu artinya tibalah saatnya bagi kami untuk berbuka puasa bersama.Takjilpun segera dibagi, ada es buah serta makanan ringan yang kami bawa.Riuh rendah suara kami bukan terdengar sebagai kebisingan tiada arti, tapi malah terdengar seperti harmoni indah yang menyenangkan hati.Setelah makan takjil kamipun berencana untuk shalat Maghrib berjamaah dulu sebelum makan besar, namun karena adik-adik yang akhwat tidak membawa perlengkapan shalat jadi mau tidak mau makanan buka puasanya dibagi terlebih dahulu.Namun, adik-adik yang ikhwan tetap melaksanakan shalat berjamaah dengan kakak-kakak yang ikhwan pula serta sebagian panitia yang akhwat juga ikut shalat berjamaah terlebih dahulu dan yang sebagian lagi tetap di tempat untuk menemani adik-adik yang akhwat berbuka puasa terlebih dahulu.
Tak terasa sudah pukul 18.30, setelah sebagian yang lain dari para akhwat kembali ke Balai Desa dari shalat berjamaah, tibalah kami di penghujung acara. Rasanya begitu singkat. Tapi apa daya, waktu tak bisa berhenti berjalan. Adik-adik berbaris rapi dan kamipun berbaris rapi di depan untuk bersalaman bersama kami sambil mencium tangan kami. Rasanya campur aduk tak bisa terurai dan rasanya susah menemukan benang merahnya, apa yang sebenarnya dan seharusnya kami rasakan. Semuanya hanya bisa kami manifestasikan dengan senyum dan hati mengharu biru.
Setelah acara salam-salamannya selesai, kamipun segera mengemasi perlengkapan kami kembali seperti tikar dan membersihkan Balai Desa tadi sebelum akhirnya kami berpamitan kepada Ibu Widodo untuk kembali pulang . Perjalanan pulangpun seperti tadi kami lakukan dengan menyusuri jalan-jalan kecil dan berpamitan dengan warga sekitar yang sedang duduk-duduk di depan rumah mereka. Sebelum melangkahkan kaki lebih jauh ku pandangi lagi Balai Desa itu untuk kesekian kalinya, berharap dilain waktu saat Allah masih bersedia memanjangkan umur kami.Kami dapat kembali lagi ke sini untuk melukis cerita kembali.
Masih terngiang di telingaku saat adik-adik mengucapkan” terima kasih ya kak “sambil mencium tangan kami. Sebenarnya kamilah yang seharusnya mengucapkan terima kasih kepada kalian atas segala pelajaran hidup tentang arti sebuah kebersamaan dan semangat menggapai impian di tengah kerasnya kehidupan.Terima kasih teramat sangat untuk kalian yang telah berhasil menyibakkan awan putih yang menutupi kanvas langit hidup kami hingga pada akhirnya muncullah tawa kalian sebagai pelangi yang menukik indah meretas tanpa batas jiwa-jiwa semangat kami untuk tetap semangat pula dalam menggapai cita.
And the last, Senja sore ini bercerita, menoreh kisah dipenghujung waktu hingga gelap datang menenggelamkan mentari dan yang telihat hanyalah rona lazuardi semu memerah di ufuk Barat .Teruntuk adik-adikku yang terkasih meskipun banyak yang bilang kalian adalah pasir putih tak berharga, tapi ingatlah bukankah mutiara tercipta dari sebutir pasir tak berharga yang akhirnya tertempa di dalam tubuh tiram menjadi mutiara indah yang sangat berharga atas kuasaNya.
Semoga di lain kesempatan Allah masih ,memberikan kesempatan kepada kami untuk bisa berbagi dengan adik-adik yatim piatu seperti kalian. Amin J.
SELESAI





0 komentar: