[LAUNCHING PERDANA KARATEKA]
REFLEKSI ISLAM TENTANG KEKUASAAN
Rabu
(26/3) – Sore tadi tepatnya pukul 16.30 telah dilaksanakan
LAUNCHING PERDANA KARATEKA. Sepintas jika rungu kita mendengar kata “KARATEKA”
pastilah itu berhubungan dengan bela diri, pencak silat, ataupun kontak fisik
yang lainnya. Apalagi kegiatan ini dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan
yang notabene sering latihan fisik,
dan salah satunya adalah karate. Banyak orang yang mengatakan bahwa beda kata
beda makna. Begitu pula dengan kata KARATEKA dan KARATE ini, meskipun hanya berbeda dua huruf saja
yaitu huruf “KA” keduanya memiliki arti yang berbeda. KARATE adalah cabang olahraga bela diri dengan
menggunakan tangan kosong dan kaki untuk melumpuhkan lawan. Sedangkan KARATEKA adalah
sebuah akronim dari Kajian Rutin dan Tausiyah Karisma.
KARATEKA
ini merupakan salah satu program kerja dari Departemen Pembinaan dan
Pengkaderisasian yang acap kali kita
sebut dengan Departemen PP. Berbeda dengan KARATEKA tahun lalu, KARATEKA pada kepengurusan
baru ini akan diselenggarakan setiap Rabu pukul 16.30 di Lapangan dekat Kolam
Renang FIK. Setelah sebelumnya diselenggarakan setiap 2 minggu sekali dengan
hari yang tidak menentu.
Sasaran
dari acara ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolarahragaan. Namun
sebagian peserta yang hadir dalam acara sore berasal dari intern KARISMA sendiri.
Launching
Perdana KARATEKA pada sore tadi bertemakan “ Ketika Islam Berbicara Tentang
Kekuasaan”. Tema ini dicetuskan sehubungan dengan akan diselenggarakannya pesta
demokrasi legislative pada tanggal 9 April mendatang. Maka dari itu pada kajian
sore ini, materi yang disajikan oleh
pembicara yang kurang lebih berkenaan dengan perspektif pemimpin yang ideal di
mata Islam. Dengan pembicara yang sangat
istimewa yaitu Alfa Bayu Sanjaya yang merupakan salah satu aktivis kampus dari
Fakultas Matematika IPA (FMIPA).
Diharapkan
dengan adanya materi tentang perspektif pemimpin yang ideal di mata Islam ini ,
kita sebagai umat islam, mahasiswa yang cerdas serta sebagai agen of change dapat menggunakan hak
pilih kita untuk memilih wakil rakyat yang amanah, cerdas dan tepat. Bukan
hanya janji-janji palsu tanpa realisasi. Maka dari itu diharapkan pula kepada
seluruh mahasiswa agar tidak golput, karena satu suara saja yang kita berikan
menentukan nasib bangsa kita selama 5 tahun mendatang.
[Lastri A.P. 2014]
0 komentar:
Posting Komentar